Jakarta – Juru Bicara Pemerintah Iran, Fateme Mohajerani membatasi akses internet untuk sementara waktu guna menghalau serangan siber dari Israel. Kebijakan ini ditempuh setelah Israel menyerang Iran sejak 12 Juni 2025.
Dengan begitu sejumlah warga sipil melaporkan tak bisa mengakses layanan telekomunikasi seperti pengiriman pesan dan peta. Bahkan, Cloudflare mengemukakan sebanyak dua operator seluler di Iran sudah tidak beroperasi pada Selasa (17/6/2025).
Apalagi, New York Times mengemukakan penggunaan VPN juga tidak bisa membuat situs-situs bisa diakses. Padahal, warga Iran sudah terbiasa menggunakan VPN untuk mengakses situs-situs yang diblokir, seperti Facebook dan Instagram.
Menurut sumber dari pemerintahan Iran mengutarakan pembatasan ini berbentuk pengurangan bandwidth internet hingga 80%. Langkah ini bertujuan untuk menghadapi serangan balasan dari Israel.
Analisis dari Netblock sependapat pengurangan trafik internet yang signifikan di Iran.
“Sepertinya ini akan mengarah pada pemutusan secara penuh,” kata Ahli Keamanan Siber di Amerika Serikat (AS), Amir Rashidi.
Sebelumnya, Elon Musk mengaktifkan layanan internet berbasis satelit Starlink di Iran setelah pemerintah Iran memblokir akses internet berbasis darat menyusul serangan Israel ke fasilitas nuklir dan pejabat tinggi Iran tewas. (adm)
Sumber: detik.com