Legacy Survey of Space and Time Sudah Terpasang di Observatorium Vera C. Rubin

Jakarta – Kamera digital bernama Legacy Survey of Space and Time (LSST) sudah terpasang di Observatorium Vera C. Rubin di Chili yang bisa memotret objek misterius di alam semesta.

LSST itu mempunyai resolusi 3.200 megapiksel (MP) 3,2 miliar lebih piksel, sehingga bisa menganga karena memiliki bobot sekitar 3.000 kilogram (kg).

Kamera ini sudah selesai dirakit pada April 2024 dan terpasang di observatorium yang menjadi rumah permanennya di Chile pada Maret 2025. LSST adalah proyek yang digagas sejak tahun 2003, dan baru mendapat pendanaan utama pada 2007 dari Charles Simonyi dan Bill Gates.

Kemudian, pada 2010 proyek ini mendapat pendanaan federal dari National Science Foundation (NSF) dan Department of Energy (DOE).

LSST adalah kamera yang menggunakan 189 unit sensor CCD dengan resolusi tinggi dan terpasang dalam 21 modul terpisah masing-masing sembilan sensor. Sensor ini dipasangkan dengan cermin utama sebesar 8,4 meter dan cermin tersier sebesar 3,5 meter.

Kabar terbaru dari LSST ini adalah dari sebuah simulasi komputer terbaru yang memprediksikan Observatorium Vera C. Rubin bisa menemukan jutaan objek di sistem tata surya kita yang sebelumnya tidak terdeteksi selama beberapa dekade ke depan.

Prediksi ini muncul dari tim peneliti yang ada di balik software simulasi Sorcha. Objek-objek misterius ini diperkirakan akan mulai ditemukan pada akhir tahun ini, termasuk asteroid yang bisa mengancam Bumi.

“Dengan data ini, kita akan bisa memperbarui informasi sistem tata surya dan meningkatkan kemampuan kita untuk melihat — dan berpotensi menghindari — asteroid yang bisa mengancam Bumi,” kata Mario Juric dari Tim Peneliti Sorcha.

Sebelumnya, Kamera LSST bisa menemukan 20 miliar bintang dan galaksi baru dalam satu dekade ke depan. Selain itu menampilkan gambar yang diambil kamera LSST dalam resolusi penuh membutuhkan ratusan televisi UHD.

Dengan lensa depan yang lebarnya 1,5 meter, kamera LSST akan menangkap eksposur berdurasi 15 detik setiap 20 detik. Kamera ini juga bisa menangkap seluruh langit malam yang dapat dilihat setiap tiga hingga empat hari sekali.

Kamera LSST diharapkan dapat menangkap langit di belahan Bumi selatan dengan lebih detail. Temuan dari observasi ini diharapkan bisa mengungkap misteri tata surya seperti dark energy dan dark matter.

“Data yang dikumpulkan oleh kamera LSST dan Rubin akan sangat inovatif. Ini akan memungkinkan studi yang sangat tajam mengenai perluasan alam semesta dan energi gelap,” kata Aaron Roodman, Profesor SLAC dan Deputy Director and Camera Program Lead Rubin Observatory. (adm)

Sumber: detik.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *