Jakarta – Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menyebutkan jumlah pengguna internet Indonesia telah mencapai 80,66% atau 229.428.417 jiwa dari total populasi 284.430.900 jiwa Indonesia sampai sekarang.
Angka ini hanya tumbuh sebesar 1,16% dibandingkan 2024 atau lebih kecil ketimbang pada saat Covid-19.
“Berdasarkan survei APJII penetrasi internet Indonesia mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Misalnya, penetrasi internet sebesar 64,80% pada 2018, sebesar 73,70% pada 2020, sebesar 77,01% pada 2022, dan sebesar 78,19% pada 2023, sebesar 79,50% pada 2024,” kata Ketua APJII Muhammad Arif dalam Peluncuran Profil Internet Indonesia 2025 di Jakarta pada Rabu (6/8/2025)
Melihat dari kelompok pulau, tingkat penetrasi masih didominasi oleh Pulau Jawa sebesar 84,69%. Kemudian Kalimantan sebesar 78,72%, Sumatera sebesar 77,12%, Bali dan Nusa Tenggara sebesar 76,86%, Sulawesi sebesar 71,64%, dan Papua sebesar 69,26%.
Menyangkut gender, kontribusi penetrasi internet Indonesia bbersumber dari laki-laki sebesar 51,50% dan perempuan sebesar 48,50%.
Sementara itu dari segi umur, orang yang berselancar di dunia maya ini mayoritas adalah Gen Z (kelahiran 1997-2012) sebesar 25,54%. Selanjutnya, berusia generasi milenial (kelahiran 1981-1996) sebesar 25,17%, Gen Alpha (kelahiran kurang 12 tahun) sebesar 23,19%.
Berikutnya, Gen X (kelahiran 1965-1980) sebesae 18,15%, baby boomers (kelahiran 1946-1964) sebesar 7,53% dan pre boomer (kelahiran 1945 dan sebelumnya) sebesar 0,43%.
Dalam melakukan survei penetrasi internet Indonesia 2025 ini menggunakan metode multistage random sampling. Maksudnya, metode pengambilan sampel acak bertahap menggunakan proportional to size yang melibatkan sebanyak 8.700 responden.
“Semoga bukan penetrasi internet saja yang tinggi tapi juga kualitas ditingkatkan,” tuturnya. (adm)
Sumber: detik.com