Presiden AS Donald Trump Minta Apple dan Samsung Produksi Smartphone, Begini Tanggapan Motorola

Jakarta – Motorola berusaha menyaingi dominasi Apple dan Samsung dengan memproduksi smartphone di di Fort Worth, Texas, Amerika Serikat (AS), tapi upaya itu gagal. Selain itu menghentikan perakitan Moto X guna bersaing dengan iPhone dan Galaxy.

“Ada segmen pelanggan berkata, ‘Hei, jika Anda memproduksi produk di Amerika Serikat, saya lebih cenderung mempertimbangkannya,” kata Mantan Chief Executive Officer (CEO) Motorola, Dennis Woodside.

Dengan begitu mayoritas produk teknologi seperti smartphone dirakit produsen di Asia dan Amerika Selatan. Pasalnya, dekat dengan pemasok, biaya tenaga kerja, kesenjangan dalam keterampilan dan kesulitan memperoleh pekerja.

Sementara itu Presiden AS, Donald Trump menekan Apple dan Samsung membuat smartphone di negaranya atau menghadapi tarif. Pungutan lebih tinggi pada impor dari China akan mulai berlaku 12 Agustus kecuali kedua pihak menyetujui kesepakatan.

India, pengekspor smartphone terbesar dunia ke AS, terancam tarif 25%.

Dennis Woodside menyarankan perusahaan yang berusaha memproduksi smartphone di AS, jangan meremehkan kesulitan menemukan pekerja terampil dan pertahankan mereka.

“Anda harus cermat menggunakan otomatisasi dan benar-benar cerdas mempertimbangkan semua aspek ekonomi untuk memastikan pada akhirnya, Anda dapat bersaing dalam hal harga di pasar,” ucapnya.

Motorola memproduksi Moto X di Fort Worth dengan menyediakan lebih banyak kustomisasi daripada iPhone atau Galaxy. Konsumen dapat menyesuaikan detail tertentu seperti warna tombol dan panel belakang.

“Untuk melakukan itu, Anda harus memproduksi lebih dekat dengan konsumen,” tuturnya.

Motorola merakit Moto X di Fort Worth, komponen seperti baterai, layar, dan motherboard bersumber dari Asia. Namun, ponsel tersebut tiak terjual baik.

Strategy Analytics melaporkan hanya 500.000 unit terjual pada kuartal III 2013. Namun, pada Mei 2014, Motorola mengonfirmasi rencana menutup pabrik dan merakit ponsel di tempat lain.

“Jelas ada biaya yang lebih tinggi, yang merupakan tantangan. Dan Anda berurusan dengan rantai pasokan yang sangat terfragmentasi,” ucapnya. (adm)

Sumber: detik.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *